• MA AL FALAH MARGOYOSO
  • Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman, Bertaqwa, Berilmu, Berprestasi dan Berakhlakuk Karimah serta Berwawasan Lingkungan

Sejarah dan Filosofi, Lebaran Ketupat dan Lepet dari Sunan Kalijaga

Idul Fitri merupakan momentum suci bagi umat Islam di dunia termasuk di Indonesia yang dikenal penduduknya memeluk agama Islam terbesar di seluruh dunia. Tak ayal, perayaan Idul Fitri di Indonesia juga paling ramai di banding negara-negara lain.

Idul Fitri dilaksanakan setelah umat Islam melaksanakan puasa selama sebulan. Untuk menandai berakhirnya bulan Ramadhan dan memasuki 1 Syawal, umat Islam di Indonesia menamainya dengan istilah Lebaran atau Hari Raya (Riyoyo).

Namun di Pulau Jawa, lebaran dikenal ada dua macam yaitu lebaran Idul Fitri (1 Syawal) dan Lebaran Ketupat (8 Syawal) yakni seminggu setelah Idul Fitri. Lebaran ketupat di sebagian daerah bahkan sudah menjadi tradisi turun-temuran dirayakan lebih ramai daripada Idul Fitri.

Kenapa Lebaran Ketupat bisa lebih ramai daripada Idul Fitri? Hal ini tak lepas dari tuntunan agama Islam, dimana Nabi Muhammad SAW menganjurkan bagi umat Islam supaya menyempurnakan puasa Ramadhan dengan puasa sunah 6 hari dimulai setelah 1 Syawal karena pahalanya bisa menghapus dosa seseorang untuk 1 tahun kedepan.

Jadi di daerah yang mentradisikan Lebaran Ketupat biasanya warganya setelah Idul Fitri tetap berpuasa sunat selama 6 hari. Ketika masuk 8 Syawal itulah mereka baru berlebaran sebagaimana layaknya masyarakat muslim lainnya.

Di tilik dari sejarahnya, sebagian riwayat menuturkan bahwa Lebaran Ketupat di Jawa kali pertama diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga Raden Said saat beliau memperkenalkan isltilah ba’da (setelah) kepada masyarakat Jawa.

Ba’da yang dimaksud Sunan Kalijaga adalah ba’da Lebaran dan ba’da Kupat. Ba’da Lebaran dipahami dengan prosesi Shalat Idul Fitri 1 Syawal lalu dilanjutkan dengan tradisi silaturrahim saling berkunjung dan memaafkan kepada sesama muslim.

Sedangkan ba’da Kupat dimulai setelah seminggu Lebaran Idul Fitri. Sebagai penanda, masyarakat muslim Jawa biasanya membuat ketupat yakni sejenis makanan yang dibuat dari beras dimasukkan dalam anyaman daun kelapa muda (Janur) berbentuk kantong persegi empat, kemudian dimasak.

Setelah ketupat masak dan diberi lauk pauk ikan, telor dan daging serta diberi kuah bersantan, masyarakat kemudian membagi-bagikan kepada tetangga, kerabat keluarga terdekat serta orang yang lebih tua sebagai perlambang kasih sayang dan mempererat tali silaturrahim.

Filosofi dan Makna Ketupat

Dalam tradisi Jawa sebuah nama itu pasti mengandung arti yang dalam, termasuk kata Ketupat atau Kupat itu singkatan dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan) dan
Laku Papat (Empat Tindakan).

Prosesi Ngaku Lepat diimplemantasikan dengan tradisi sungkeman yaitu seorang anak bersimpun memohon maaf dihadapan orang tuanya. Dari tradisi itu kita diajarkan supaya menghormati orang yang lebih tua dan memohon maaf serta meminta bimbingan serta ridhonya karena yang tua dianggap lebih berpengalaman dalam menjalani kehidupan. Begitupun sebaliknya yang tua akan mengasihi dan membimbing yang lebih muda.

Simbol tradisi sungkeman atau meminta maaf itu berupa ketupat. Sebab saat kita berkunjung ke rumah kerabat maka akan diberi suguhan ketupat dan diminta untuk dicicipi atau dimakan. Apabila ketupat itu dimakan maka secara otomatis pintu maaf telah dibuka dan segala kesalahan serta kekhilafan yang pernah terjadi antar keduanya akan terhapus.

Kemudian untuk Laku Papat, Sunan Kalijogo menggunakan empat kata atau istilah yakni Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Lebaran berarti akhir atau usainya waktu bulan puasa ramadhan dan bersiap menyongsong hari kemenangan Idul Fitri (kembali suci). Luberan bermakna melebur atau melimpah seperti air yang tumpah karena sudah terisi penuh. Pesan moral Luberan adalah membudayakan mau berbagi kepada orang yang tidak mampu serta membayar zakat karena itu hak orang miskin dan harus diberikan agar harta kita juga menjadi suci.

Sedangkan Leburan bermakna habis atau menyatu. Artinya momen lebaran itu untuk melebur dosa terhadap satu dengan yang lain dengan cara meminta maaf dan memberi maaf, sehingga dosa kita dengan sesama bisa nol kembali.

Terakhir, Laburan dari kata labur atau kapur. Kapur merupakan zat pewarna berwarna putih yang bisa digunakan untuk menjernihkan benda cair. Dari Laburan ini bisa dipahami bahwa hari seorang muslim harus bisa kembali jernih nan putih layaknya kapur yang menjadi simbol supaya manusia bisa menjag kesucian lahir dan batinnya.

Bahan pembuatan Ketupat Lepet juga memiliki makna filosofi tersendiri. Misalnya, kenapa harus dibungkus dengan janur? Janur, diambil dari bahasa Arab “Ja’a Nur” (telah datang cahaya).

Bentuk flsik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja’a nur).

Lepet dari kata silep kang rapet. Monggo dipun silep ingkang rapet (mari kita kubur/tutup yang rapat). Jadi setelah mengakui kesalahan (lepat), kemudian meminta maaf, maka kesalahan yang sudah dimaafkan itu jangan pernah diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan santun. Karena itu umat Islam di Nusantara khususnya Jawa sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Inilah cikal bakal munculnya kalimat Mohon maaf lahir dan bathin, ngaturaken sedoyo kelepatan disaat ‘ldul Fitri di Indonesia dan Pulau Jawa pada khususnya.

 

Disadur dari : SabdaNews

Komentar

Luar biasa cara Sunan Kalijaga menyampaikan dakwahnya

Al hamdulillah matur nuwun

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PERATURAN PAKAIAN SERAGAM

25/07/2024 13:34 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 252 kali
TATA TERTIB, JENIS DAN POIN PELANGGARAN SISWA

25/07/2023 21:32 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 937 kali
PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TP. 2023/2024

Berikut adalah data Penerimaan dan Pembagian Kelas Peserta Didik Baru (PPDB) TP. 2023/2024 MA Al Falah Margoyoso.    

15/07/2023 07:03 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 537 kali
Ketentuan dan Jadwal MATSAMA 2023

14/07/2023 20:57 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 999 kali
AL FALAH COMPETITION 2023

Kegiatan ini adalah salah satu komponen yang merupakan bagian dari agenda tahunan MA Al Falah yang pertama kali dilaksanakan. Program ini bertujuan sebagai salah satu wadah bagi para ge

30/01/2023 09:59 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 707 kali
KUNIR ASEM "MAS FALAH"

Telah diproduksi Minuman Tradisional Kunir Asem hasil karya siswa yang kami beri nama Kunir Asem MA FALAH. Minuman ini merupakan produk hasil karya anak-anak kami bersama guru pembi

30/01/2023 09:40 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 424 kali
BIMBINGAN DAN PELATIHAN IKM (IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA) BERSAMA ENAM MADRASAH SAHABAT

Dalam mempersiapkan Penerapan Kurikulum Merdeka yang rencananya akan mulai diterapkan pada tahun depan, MA Al Falah Margoyoso bersama dengan Madrasah Sahabat lainnya yaitu MA Nurul Ulum

28/12/2022 19:00 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 805 kali
BINGUNG MEMILIH JURUSAN DI SMA/MA? SIMAK PENJELASANNYA

Ketika kamu sudah masuk di SMA/MA kamu bakal dituntut untuk memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat kamu. Ada juga beberapa SMA/MA yang melakukan tes seleksi khusus untuk men

13/07/2022 19:11 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 51987 kali
CARA MENGERJAKAN SOAL CBT ELEARNING MADRASAH (TOKEN)

Ada 2 cara untuk mengerjakan soal CBT E-Learning Madrasah, yang pertama dengan masuk kedalam akun siswa elearning, yang kedua dengan memasukkan Token Soal. Untuk cara kedua ini, siswa b

12/07/2022 10:59 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 4696 kali
CARA MASUK/LOGIN ELEARNING MADRASAH (SISWA)

Berikut adalah tutorial bagaimana cara untuk masuk/login kedalam Elearning Madrasah   1. Buka web browser. Dianjurkan untuk menggunakan Google Chrome terbaru. Ket

12/07/2022 07:38 - Oleh aniq lutfi - Dilihat 1148 kali